Tapi, perjuangan ku tidak segampang merobek kertas alias mundur begitu saja. Karena aku belum pernah menulis puisi, aku meminta ibu untuk mengajariku menulis puisi yang benar. Baru saja menyerahkan laptop beberapa detik, ibu telah mengahasilkan beberapa baris puisi. Dan ... itu bagus! Bagus sekali. Ia merancang kata sampai hatiku bisa ikut luluh membaca puisi itu. Puisi tentang kekejaman ISRAEL yang berhasil ia ketik.
Kemudian aku berfikir ... ibu saja bisa, mengapa aku tidak bisa?
Jadi, tunggu apa lagi? Aku mulai saja mengetik kata-kata dan merancangnya. Ya ... walaupun waktu yang ku butuhkan tidak secepat ibu. Dan, ini hasilnya ...
Sepucuk Surat untuk Israel
ISRAEL
Pasukan perang tak berhati
Manusia kejam berlumur kemaksiatan
Pembunuh gelap tergiur kekerasan
Kelompok terhebat penghancur dunia
Tombak,tank,gas air mata adalah senjata
terhebatmu
Dalam menyerbu
Menyerang
Menjatuhkan
Membunuh hamba Allah dalam sekejap
Mereka terlentang, tergeletak tak
berdaya
Jalanan banjir akan jasad berlumur darah
Mengenaskan!
Ingin rasanya mencuci hatimu
Membangunkanmu dari kegelapan maksiat
Agar kau membuka mata
Agar kau sadar …
Agar
kau sedikit mempunyai rasa belas kasihan...
Tapi...
Itu
semua hanya sebatas impian...
Karena
memang kau manusia kejam..
Serakah...
Suatu saat nanti,
Hari pembalasan tiba
Pembalasan setimpal merajalela merenggut
nyawamu
Hanya berjuta dosa sebagai bekal mu di
akhirat nanti …
-Selesai-
Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan tercapai juga. Insyaallah, Allah akan memberikan balasan untuk kalian semua dengan hasil yang kalian kerjakann:)